Profil Desa Pekiringan
Ketahui informasi secara rinci Desa Pekiringan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi Desa Pekiringan, Karangmoncol, Purbalingga, sebuah Desa Wisata Batik dengan warisan motif kuno dari era Majapahit. Temukan pesona wisata alam Sikopel, inovasi ekonomi, dan data terbaru profil desa ini.
-
Pusat Batik Tulis Bersejarah
Pekiringan adalah rumah bagi seni batik tulis otentik dengan warisan sejarah yang kuat, diyakini berasal dari era Majapahit dan memiliki motif khas seperti Pring Sedapur yang sarat akan filosofi.
-
Sinergi Wisata Alam dan Budaya
Desa ini berhasil mengintegrasikan pesona alam Sungai Karang melalui atraksi "Sikopel" (River Tubing & Camping) dengan pengalaman edukasi belajar membatik langsung dari perajin lokal.
-
Dukungan Penuh pada Pertanian Modern
Selain menjadi desa batik, Pekiringan juga merupakan sentra pertanian produktif yang telah menerima bantuan strategis berupa lumbung pangan modern (rice mill) untuk meningkatkan kesejahteraan petaninya.
Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, di lembah subur Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga, terhampar sebuah desa yang menjaga api peradaban kuno melalui selembar kain. Desa Pekiringan, namanya, bukan sekadar satuan administratif, melainkan sebuah kanvas hidup tempat seni batik tulis diwariskan dan dirayakan. Dikenal sebagai Desa Wisata Batik, Pekiringan memadukan pesona alam pedesaan yang asri dengan kekayaan budaya adiluhung yang akarnya diyakini menancap hingga era Kerajaan Majapahit, menjadikannya salah satu destinasi paling otentik di Jawa Tengah.
Desa ini telah berhasil mentransformasikan warisan leluhurnya menjadi motor penggerak ekonomi kreatif dan pariwisata. Di bawah kepemimpinan yang visioner dan dengan partisipasi aktif warganya, Pekiringan secara konsisten meraih pengakuan, salah satunya dengan masuk dalam daftar 50 Desa Wisata Terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021. Artikel ini akan mengupas tuntas profil Desa Pekiringan, dari geografi, sejarah panjang batiknya, pemerintahan, dinamika ekonomi, hingga denyut pariwisata yang kian menggeliat.
Geografi dan Tata Wilayah
Desa Pekiringan terletak di wilayah administratif Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Secara geografis, desa ini dianugerahi kontur alam yang menawan, dengan lanskap perbukitan hijau yang dialiri oleh aliran Sungai Karang yang jernih. Kondisi alam ini tidak hanya memberikan kesuburan bagi lahan pertanian, tetapi juga menjadi aset utama pengembangan sektor pariwisata berbasis alam.
Letak dan Batas Wilayah: Sebagai bagian dari Kecamatan Karangmoncol, Desa Pekiringan berbatasan langsung dengan desa-desa tetangganya yang turut membentuk ekosistem sosial dan ekonomi di kawasan tersebut. Batas-batas wilayah Desa Pekiringan meliputi:
- Sebelah UtaraDesa Grantung
- Sebelah TimurDesa Rajawana dan Desa Sirau (Kecamatan Karangmoncol)
- Sebelah SelatanDesa Pepedan
- Sebelah BaratDesa Karangsari
Luas Wilayah dan Kependudukan: Berdasarkan data dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Kecamatan Karangmoncol Dalam Angka 2020, luas wilayah Desa Pekiringan tercatat seluas 4,70 km². Sebagian besar lahan dimanfaatkan untuk persawahan, perkebunan dan permukiman warga.
Menurut data dari Sistem Informasi Desa (SID) resmi Desa Pekiringan per tanggal 31 Mei 2025, jumlah penduduk desa ini mencapai 3.425 jiwa. Komposisi penduduk tersebut terdiri dari 1.731 jiwa penduduk laki-laki dan 1.694 jiwa penduduk perempuan. Dengan data luas wilayah dan populasi tersebut, tingkat kepadatan penduduk di Desa Pekiringan adalah sekitar 729 jiwa/km². Angka ini menunjukkan kepadatan yang ideal untuk sebuah desa agraris dan wisata, di mana ruang untuk kehidupan dan pengembangan masih sangat terbuka.
Kode Pos: Untuk keperluan administrasi dan layanan pos, Desa Pekiringan menggunakan kode pos 53355, yang berlaku seragam untuk seluruh desa di wilayah Kecamatan Karangmoncol.
Sejarah Panjang Batik Pekiringan: Jejak Kuno Sang Pangeran
Keistimewaan utama Desa Pekiringan terletak pada sejarah panjang seni batik tulisnya. Berbeda dengan batik dari daerah lain, narasi batik Pekiringan berkelindan erat dengan jejak sejarah penyebaran Islam dan pelarian bangsawan dari kerajaan besar di masa lampau. Konon, tradisi membatik di desa ini dirintis oleh seorang tokoh sakti bernama Kiai Tirtayasa, seorang pangeran atau punggawa yang melarikan diri dari Kerajaan Majapahit saat keruntuhannya pada abad ke-15.
Dalam pelariannya, Kiai Tirtayasa tiba di sebuah hutan lebat yang kemudian ia babat untuk dijadikan permukiman. Wilayah inilah yang kini dikenal sebagai Desa Pekiringan. Di tempat barunya, ia tidak hanya mengajarkan ilmu agama dan kanuragan, tetapi juga mewariskan keahlian membatik kepada para pengikutnya. Tradisi inilah yang terus hidup dan dijaga oleh generasi penerus hingga tujuh turunan, menjadikan setiap goresan canting di Pekiringan sarat akan makna dan nilai historis.
Motif-motif yang lahir dari tradisi ini pun sangat khas dan terinspirasi dari alam sekitar serta filosofi hidup. Beberapa motif batik Pekiringan yang paling ikonik antara lain:
- Pring Sedapur (Serumpun Bambu)Motif ini melambangkan kekuatan, persatuan, dan kehidupan komunal yang rukun, layaknya rumpun bambu yang tumbuh bersama dan saling menopang.
- Jahe SrimpangTerinspirasi dari tanaman jahe, motif ini menggambarkan manfaat dan kehangatan yang bisa diberikan kepada sesama.
- Lumbon (Daun Talas)Motif ini memiliki filosofi mendalam tentang kemampuan beradaptasi dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan buruk, seperti daun talas yang tidak pernah basah meski tersiram air.
- SruniMotif bunga sruni yang melambangkan keindahan dan kesederhanaan.
Setiap motif tidak hanya indah secara visual, tetapi juga mengandung ajaran dan doa. Keotentikan inilah yang membuat Batik Pekiringan memiliki daya tarik magis dan nilai jual yang tinggi di mata para kolektor dan pecinta budaya.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Roda pemerintahan Desa Pekiringan saat ini dipimpin oleh Kepala Desa, Sutrisno. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah desa secara aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten, untuk memajukan potensi desa. Fokus utama pembangunan tidak hanya pada pelestarian budaya, tetapi juga pada penguatan sektor ekonomi lainnya, terutama pertanian.
Pada pertengahan tahun 2024, Desa Pekiringan menjadi salah satu dari dua desa pertama di Kecamatan Karangmoncol yang menerima bantuan strategis berupa Lumbung Pangan Modern atau Rice Milling Plant dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Bupati Dyah Hayuning Pratiwi sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian.
"Dengan adanya rice mill ini, kami berharap para petani di Pekiringan tidak lagi menjual hasil panen dalam bentuk gabah, melainkan sudah dalam bentuk beras. Ini akan meningkatkan keuntungan petani secara signifikan," ujar Bupati saat acara peresmian. Program ini menunjukkan bahwa di samping identitasnya sebagai desa batik, Pekiringan juga merupakan wilayah agraris yang produktif dan mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk modernisasi sektor pertaniannya.
Dinamika Ekonomi: Dari Canting hingga Padi
Perekonomian Desa Pekiringan ditopang oleh dua pilar utama: ekonomi kreatif (batik) dan pertanian. Kedua sektor ini berjalan beriringan, memberikan sumber pendapatan yang beragam bagi masyarakat.
Industri Batik Tulis: Industri batik menjadi jantung ekonomi kreatif desa. Puluhan perajin, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, aktif memproduksi batik tulis di rumah-rumah mereka. Proses pembuatan yang masih sepenuhnya tradisional, mulai dari menggambar pola, mencanting, mewarnai, hingga melorot (menghilangkan malam), menjadi daya tarik utamanya. Pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) "Wira Kencana" aktif memfasilitasi para perajin dalam hal pemasaran, baik melalui galeri desa, pameran, maupun penjualan secara daring. Harga selembar kain batik tulis Pekiringan bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada kerumitan motif dan jenis kain yang digunakan.
Sektor Pertanian: Di sisi lain, lahan persawahan yang subur menjadikan pertanian, khususnya padi, sebagai fondasi ekonomi yang kokoh. Sebagian besar warga bekerja sebagai petani yang menggarap sawah tadah hujan. Kehadiran rice mill modern diharapkan menjadi pemantik untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas usaha tani, sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.
Pesona Wisata Alam dan Budaya "Sikopel"
Puncak dari sinergi antara potensi alam dan budaya di Desa Pekiringan terwujud dalam pengembangan Desa Wisata Sikopel (Sinergi Konservasi Pekiringan Lestari). Dikelola oleh Pokdarwis Wira Kencana, Sikopel menawarkan paket wisata terintegrasi yang memberikan pengalaman lengkap bagi pengunjung.
Atraksi utama yang ditawarkan adalah wisata minat khusus di sepanjang aliran Sungai Karang. Pengunjung dapat menikmati sensasi River Tubing, menyusuri sungai dengan menggunakan ban sambil menikmati pemandangan alam yang hijau dan asri. Selain itu, tersedia juga area Camping Ground bagi mereka yang ingin bermalam dan menyatu dengan alam.
Namun yang membuat paket wisata ini unik adalah integrasinya dengan budaya batik. Pengunjung tidak hanya diajak menikmati alam, tetapi juga diundang untuk belajar membatik langsung dari para perajin. Pengalaman ini memberikan wawasan mendalam tentang proses pembuatan batik tulis dan filosofi di baliknya. Paket wisata edukasi ini menjadi daya tarik kuat, terutama bagi pelajar, mahasiswa, dan wisatawan yang mencari pengalaman otentik. Berkat inovasi ini, Desa Pekiringan berhasil menarik perhatian nasional dan menjadi contoh sukses pengembangan desa wisata berbasis komunitas.